Minggu, 25 Oktober 2009

Mediator Bisnis

Dalam keseharian kita, istilah ini sering kita dengan dengan sebutan Maklar. Seorang yang menghubungkan antara penjual dan pembeli, lalu keuntungan baginya adalah kesepakatan fee dari pembeli dan penjual. Ini bisnis yang menarik, dengan hasil yang mengiurkan pula. Jadi jangan takut dan malu menjadi seorang makelar, ketika itu kami menamakan bahwah kami ini bergelar MBA : Makelar Barang Apa Saja.

Seorang tidak merencanakan makelar sebagai pekerjaannya,tidak ada seorang pun yang bercita-cita untuk menjadi maklar. Tetapi impian bahwah dia akan mendapatkan keuntungan seketika membuat seorang termotivasi untuk nekat terjun di pekerjaan seperti ini.

Di Tangan SIAPA kah

Semakin melesu, demikian keluhan sebagian besar orang tentang kondisi ekonomi Indonesia.Pernyataan Presiden ketika pidato pelantkannya bahwah Indonesia merupakan negara nomor tiga di dunia yang unggul dalam pertumbuhan ekonomi. Presiden barang kali hanya meyakinkan kepada masyarakat Indonesia bahwah masih ada harapan untuk menjadi nomor 1, dengan kita berada di deretan ke tiga, tentu itu lebih baik dari pada presiden berkata kita nomo 100 dari 150 negara di dunia,maka terjadi depresi besar-besaran dan negara kita terngdap penyakin stres.

Indonesia masih bisa berharap untuk mengubah segala potensi ini memiliki daya saing global. kerja keras dengan penuh dedikasi untuk rakyat Indonesia menjadi nasihat perdana presiden ketika melantik para kabinet Indonesia bersati jilid dua. Dedikisi itu artinya kesungguh-sungguhan untuk meletakan orientasi pada kemakmuran rakyat. Lantar apa yang salah dari perilaku orientasi di negeri ini, sehingga semakin kita bicara atas nama rakyat dari banyak program pemerintah, tapi kenyataannya rakyat kita semakin merintih ketidak berdayaan ; pengangguran merajalela, kemiskinan meningkat, dan putus seklolah mengancam generasi Indonesia.

Tidak sengaja diskusi semalam terjadi dan mengakhiri dengan sebuah kesimpulan bersama bahwah "tidak ada daya untuk menolong kecuali diri kita sendiri,semua orang semestinya menyadari bahwah Pemerintah - sekolah - keluarga bukan segala-gala dalam hidup ini. Semua orang tidak boleh malu bekerja,semua orang tidak boleh malu menjual dan menawarkan,semua orang tidak boleh takut berfikir, semua orang tidak boleh membiarkan 80 % dari waktu dalam seharinya terbuang dengan tidak produktif. Kesungguhan akan memberik kultur baru dari budaya ekonomi masyarakat Indonesia,yang sesungguhnya hal tersebut jauh belih tangguh dari sekedar sebuah kebijakan politik.

Berbicara tentang Pertumbuhan Indonesia,tergantung dari mana sisi pandangnya.Tetapi terbaik adalah sisi kebangsaan. Dan keberpihakan pada ekonomi bangsa dilaksanakan oleh semua pengusaha dengan pendekatan aktivitas bisnisnya masing-masing. Tanggungjawab terhadap negara berupa pajak wajib ditunaikan. Dan pelibatan manusiawi sesungguhnya merupakan dimensi moral. Lagi-lagi pemerintahlah yang harus menunjukan bahwah semua yang telah dihasilkan oleh orang kaya, wajib diperuntukan bagi orang miskin dengan program berbasis pendidikan ekonomi ; negara harus wajibkan anak muda sekolah dan bekerja.